LSM GNRI Laporkan Dugaan Penyimpangan Proyek Irigasi P3-TGAI ke BBWS Citarum Bandung

Table of Contents
Bandung, Liputankeprinews.com — LSM Gerakan Nawacita Rakyat Indonesia (GNRI) Kabupaten Bekasi resmi melaporkan dugaan penyimpangan teknis dalam proyek P3-TGAI Tahun 2025 kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Laporan disampaikan langsung ke kantor BBWS Citarum di Bandung pada Senin (1/12/2025) dan telah diterima secara resmi, dibuktikan dengan tanda terima berstempel.

Dalam laporan bernomor 03.Sk.049/LI/DPD/LSM-GNRI/XI/2025/Kab.Bekasi, GNRI menguraikan hasil uji petik pada tiga titik proyek P3-TGAI masing-masing senilai Rp195 juta, yakni di Desa Bantarsari (Pebayuran), Kampung Pule Desa Karangsetia (Karangbahagia), dan Desa Sukabudi (Sukawangi). Ketiga pekerjaan tersebut dinilai tidak memenuhi standar konstruksi irigasi dan berpotensi gagal fungsi.

Temuan Lapangan GNRI

Dalam laporan itu, sejumlah dugaan penyimpangan teknis diungkapkan, di antaranya:

Galian tergenang air tanpa dewatering dan tidak dilakukan pemadatan dasar.

Penggunaan mortar yang sangat encer, bahkan tercampur lumpur.

Susunan batu tanpa interlocking (saling mengunci) dan tanpa pemadatan memadai.

Tidak ditemukan lantai kerja beton K-100 sebagai dasar konstruksi.

Tidak adanya leveling, waterpass, maupun patok elevasi sebagai panduan teknis.

Minimnya pengawasan dari PPK maupun tim teknis BBWS.

Pelanggaran K3, termasuk pekerja tanpa APD, tanpa rambu, dan tanpa SOP keselamatan.


GNRI: Ini Bukan Kekurangan Teknis, Tapi Dugaan Penyimpangan Sistemik

Ketua LSM GNRI Kabupaten Bekasi, Bahyudin, menegaskan bahwa temuan tersebut bukan sekadar kurangnya ketelitian pekerja, melainkan indikasi kuat penyimpangan yang terstruktur.

“Kami mendapati pola yang sama di tiga lokasi. Mutu pekerjaan sangat rendah, metode konstruksi tidak sesuai standar PUPR, dan hampir tidak ada pengawasan. Ini bukan masalah kecil—ini indikasi penyimpangan metode, mutu, bahkan kemungkinan volume,” tegasnya.


Bahyudin juga mengingatkan bahwa kualitas irigasi yang buruk akan berdampak langsung pada kehidupan petani.

“Kami tidak ingin dana ratusan juta rupiah berakhir menjadi bangunan yang mudah runtuh. Petani sangat bergantung pada irigasi. Ini menyangkut hajat hidup banyak orang,” ujarnya.

GNRI Minta BBWS Lakukan Pemeriksaan Lapangan dan Audit Teknis

Melalui laporan tersebut, GNRI meminta BBWS Citarum untuk:

Melakukan pemeriksaan lapangan resmi,

Menggelar audit teknis menyeluruh,

Meminta klarifikasi dari PPK dan pelaksana P3A,

Serta memberikan tindakan tegas bila penyimpangan terbukti.


Hingga berita ini diterbitkan, pihak BBWS Citarum belum memberikan keterangan resmi terkait laporan tersebut.

---

(SW).

Posting Komentar