Diduga Lakukan Pungli, Oknum Organisasi GRIB Jaya Kepri Peras Warga Asing Berkedok Yayasan Bodong
Table of Contents
Batam, Liputankeprinews.com — Upaya Kepolisian Republik Indonesia dalam memberantas aksi premanisme yang berkedok organisasi masyarakat tampaknya masih terus diuji. Di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, dua oknum yang diduga mengatasnamakan GRIB Jaya Kepri dilaporkan melakukan praktik pemerasan terhadap seorang warga negara asing (WNA). Peristiwa ini terjadi pada 5 Desember 2025.
Korban, seorang perempuan berkewarganegaraan Australia keturunan Melayu, Berinisial (RW). merupakan pemilik Wangsa Spa yang berlokasi di Nagoya Mansion Hotel, Jl. Imam Bonjol, Lubuk Baja, Batam. Ia mengaku tertekan dan takut akibat tindakan dua pria yang disebut bernama Suardi dan Hendri, yang diduga meminta uang dengan dalih yayasan sosial.
Pengakuan Korban
Saat dikonfirmasi awak media, RW mengungkapkan ketakutannya.
“Terima kasih, Abang, sudah membantu saya. Selama ini saya takut dan terpaksa mengikuti permintaan mereka. Saya sudah memblokir nomor Cikgu Suhardi dan Hendri demi keamanan, karena mereka ini orang nekat datang ke rumah dan tempat usaha saya. Apalagi saya seorang perempuan dan bukan WNI. Saya percaya hukum Indonesia akan melindungi warga negara asing yang berinvestasi di sini,” ujarnya.
RW juga menegaskan bahwa dirinya aktif melakukan kegiatan sosial secara langsung agar bantuan tepat sasaran.
“Saya sering membantu budak pesantren di Tanjung Uma, membagi beras di Sagulung, dan mengikuti kegiatan sosial lainnya. Saya memang hobi membantu masyarakat, tapi saya ingin menyalurkan langsung, bukan lewat yayasan yang tidak jelas. Saya khawatir jika uang diserahkan ke mereka, bukan orang yang membutuhkan yang menerima.”
Ia mengaku sempat memberikan sejumlah uang kepada oknum tersebut pada September 2025, saat dirinya masih berada di Australia.
“Saya di Batam sudah lama. Selama ini aman saja berinvestasi. Tapi setelah didatangi oknum organisasi ini, saya takut dan mempertimbangkan untuk memindahkan investasi ke luar Batam atau luar Indonesia. Saya berharap Pemerintah Indonesia menjamin keamanan warga asing,” tambahnya.
RW mengatakan saat ini ia sedang bersiap menuju Kabupaten Karimun untuk mengikuti kegiatan sosial bersama Perpat Karimun.
Tanggapan GRIB Jaya Kepri
Menanggapi dugaan ini, Humas GRIB Jaya Kepri, Sandi, memberikan klarifikasi saat dihubungi via WhatsApp.
“Atas nama organisasi dan pribadi, saya mohon maaf dulu bang. Tapi persoalan ini harus dikonfirmasi ke pimpinan kami, Kabid Humas Bang Ginting dan Ketua DPD Grib Jaya, Pak Rudy Wijaya. Mereka yang memiliki kapasitas memberi pernyataan resmi. Saya hanya anggota BG,” ujarnya.
Sandi menegaskan bahwa organisasi tidak pernah menerima koordinasi terkait aktivitas penggalangan dana yang dilakukan Suardi dan Hendri.
“Kalau benar ada pemerasan, itu belum bisa kita katakan sebagai kegiatan organisasi. Jangan gara-gara setitik nila, rusak susu sebelanga. Perbuatan oknum jangan sampai merusak nama baik organisasi.”
Ia membenarkan bahwa Suardi merupakan anggota bidang pendidikan dan Hendri dari bidang OKK. Namun, Sandi menegaskan bahwa kegiatan meminta uang kepada RW bukan perintah organisasi.
“Instruksi Ketua Umum GRIB Jaya jelas: siapa pun yang memakai nama GRIB Jaya untuk mencari keuntungan pribadi akan dikeluarkan dan diberi sanksi hukum sesuai aturan yang berlaku. GRIB bukan organisasi premanisme, kami hadir untuk membantu masyarakat dan mendukung program Presiden Prabowo di daerah.”
Sandi menyebutkan telah mengirimkan kontak pimpinan organisasi untuk keperluan konfirmasi lanjutan.
Upaya Konfirmasi kepada Terduga Pelaku
Hingga berita ini diterbitkan, media masih berupaya menghubungi Hendri Harahap dan Suardi melalui telepon. Namun, keduanya tidak dapat dihubungi.
Liputankeprinews.com akan terus melakukan konfirmasi demi menjaga asas keberimbangan informasi.
---
(Mitra Redaksi).
Posting Komentar