Organisasi Melayu Kepri Gelar “Jum’at Bertanjak” di Pulau Penyengat, Teguhkan Marwah dan Identitas Budaya

Table of Contents
Pulau Penyengat, Liputankeprinews.com — Sejumlah organisasi Melayu di Provinsi Kepulauan Riau menggelar kegiatan silaturahmi budaya bertajuk “Jum’at Bertanjak” pada Jumat (28/11/2025). Acara berlangsung di Pulau Penyengat, pusat sejarah dan peradaban Melayu yang telah menjadi salah satu ikon budaya nasional.

Kegiatan ini dihadiri oleh para ketua organisasi Melayu, para sesepuh, pemuda, dan masyarakat yang hadir dengan mengenakan pakaian tradisional Melayu lengkap dengan tanjak sebagai simbol marwah, martabat, dan jati diri kemelayuan.

Adapun organisasi yang turut serta yakni GERAM Kepri, Hulu Balang GERAM Kepri, Tembuni Melayu, ALAMAK, KODAM Kepri, AAMUK, GAM NR, PPPP, dan Saudagar Tanjak.

Ziarah ke Makam Raja Haji Fisabilillah

Rangkaian kegiatan dimulai dari Pulau Penyengat kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke makam pahlawan nasional Raja Haji Fisabilillah, tokoh yang gugur pada 1784 dalam perjuangannya melawan penjajahan. Kehadiran para peserta di makam pahlawan Melayu tersebut menjadi bentuk penghormatan sekaligus pengingat akan nilai keberanian, kehormatan, dan perjuangan yang diwariskan leluhur Melayu.

Meneguhkan Identitas Budaya

Ketua penyelenggara, Aryandi, S.E, selaku Ketua GERAM Kepri (Generasi Anak Melayu Kepulauan Riau), mengatakan bahwa kegiatan “Jum’at Bertanjak” digagas tidak hanya sebagai ajang silaturahmi, tetapi juga sebagai gerakan budaya untuk kembali menguatkan kecintaan masyarakat terhadap warisan Melayu.

“Melalui Jum’at Bertanjak, kami ingin mengajak masyarakat Melayu—terutama generasi muda—untuk mengenal, mencintai, dan bangga terhadap identitas budaya kita. Tanjak bukan sekadar penutup kepala, tetapi simbol harga diri, martabat, dan persatuan Melayu,” ujarnya.


Ia menegaskan, pemilihan Pulau Penyengat sebagai lokasi kegiatan merupakan bentuk penghormatan terhadap sejarah peradaban Melayu.

“Pulau Penyengat adalah permata budaya kita. Dengan berkumpul di sini, kita tidak hanya bersilaturahmi, tetapi juga menyambung ingatan kolektif tentang siapa kita dan dari mana asal kita,” tambahnya.


Agenda Kebudayaan dan Harapan Ke Depan

Acara “Jum’at Bertanjak” diisi dengan sesi foto bersama, ziarah, doa, serta diskusi santai mengenai sejarah, nilai-nilai perjuangan, dan relevansi budaya Melayu dalam kehidupan modern.

Para peserta berharap kegiatan ini dapat digelar secara rutin dan menjadi gerakan budaya yang lebih luas di seluruh Kepulauan Riau, bahkan dapat berkembang hingga dikenal di tingkat nasional dan internasional.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, para pegiat budaya Melayu berharap semangat persatuan, kebersamaan, dan kecintaan terhadap budaya Melayu terus tumbuh dan diwariskan kepada generasi-generasi yang akan datang.


---

(Mitra Redaksi).

Posting Komentar