Apakah Kampung Cikay Masuk Dalam Peta Hitam?

Table of Contents
"Warga Singkep Barat Mengaku Terpinggirkan, DPRD Janji Turun ke Lapangan"
Dabo Singkep, Liputankeprinews.com – Nama Kampung Cikay di kawasan Marok Tua, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, seakan terhapus dari peta pembangunan daerah. Warga setempat menilai kampung mereka luput dari perhatian pemerintah, meski memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting.Lingga, 14/9/2025.

Sejarah mencatat, dulunya Cikay dihuni banyak warga. Namun karena faktor ekonomi dan kebutuhan hidup, sebagian masyarakat memilih pindah ke wilayah Sebayur dan sekitarnya. 

“Dulu ramailah warga berdiam di sini, mungkin sudah bosan dan mencari penghidupan baru, maka berpindah ke Sebayur dan daerah lain,” ungkap salah seorang warga Cikay.

Sayangnya, keberadaan Cikay kian terpinggirkan. Beberapa warga menyebut, bantuan yang sebelumnya pernah masuk justru beralih ke wilayah Sebayur setelah kepemimpinan desa berganti. 

Sejak Norden jadi kades, Cikay tidak diperhatikan lagi. Bantuan itu berpindah ke Sebayur sehingga kami ini seolah dianggap tidak ada,” keluh warga.

Media ini yang sempat menginap dua malam di rumah warga Cikay pada Agustus 2025 lalu mendapati banyak jeritan masyarakat. Mereka merasa hanya diminta suara ketika pemilu, tetapi setelah itu dilupakan. 

“Kalau ada pemilihan kades, bupati, gubernur, dewan, bahkan presiden, suara kami diminta. Tapi setelah diberikan, kami tetap tidak dipandang sama sekali. Suara Cikay pun seakan hilang,” tambah warga lain.

Permintaan sederhana juga datang dari pemuda Cikay, Tiajar. Ia berharap pemerintah dapat membantu penerangan kampung dengan menyediakan lampu tenaga surya (solasel). “Kami sudah tidak mampu membeli minyak solar setiap hari. Tolonglah kampung kami ini, dari kabupaten, provinsi bahkan sampai presiden,” pinta Tiajar penuh harap.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Lingga, Sutarman, bahkan mengakui belum pernah sekalipun berkunjung ke Cikay. “Saya memang belum pernah turun ke Cikay,” ujarnya bulan lalu. Hal serupa juga diakui anggota DPRD Lingga, Nova, dari Dapil Singkep Barat. 

“Saya sendiri belum pernah ke sana, tetapi dalam waktu dekat saya akan turun menjemput aspirasi masyarakat Cikay. Tanpa mereka, saya tidak akan menjadi anggota DPRD Lingga,” tegas Nova.

Harapan kini tertumpu pada janji para wakil rakyat dan pemerintah daerah agar jeritan warga Cikay tidak lagi terabaikan. Sebab bagi masyarakat kecil, perhatian sederhana saja sudah menjadi cahaya yang berarti di tengah gelapnya keterisolasian kampung mereka.

Kutipan Redaksi

Liputankeprinews.com meyakini bahwa setiap kampung memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perhatian dan pelayanan dari pemerintah, tanpa terkecuali. Suara rakyat kecil, seperti jeritan warga Cikay, adalah suara yang seharusnya menjadi dasar kebijakan pembangunan. Media ini akan terus berdiri bersama masyarakat, mengawal janji pejabat, dan memastikan aspirasi warga tidak lagi tenggelam di peta gelap pembangunan.


---

Reporter: Aman
Editor: Redaksi Lkn.com

Posting Komentar