Cikay Seperti Tak Dianggap Ada: Warga Hidup Tanpa Listrik, Sekolah Tak Layak, dan Rumah Hampir Roboh

Table of Contents
Suasana rumah slah satu Keluarga penghuni Cikay saat di sambangi Awak Media

Lingga, Liputankeprinews.com – Cikay, sebuah wilayah terpencil di Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, seperti tak tersentuh perhatian serius dari pemerintah. Berinduk ke Desa Marok Tua dan bersebelahan dengan Sungai Cine, kawasan ini dihuni oleh beberapa keluarga nelayan yang hidup sederhana namun penuh keprihatinan.

Hingga kini, warga Cikay belum menikmati fasilitas dasar seperti penerangan listrik, akses pendidikan yang layak, maupun bantuan perbaikan rumah tidak layak huni. Sejumlah rumah warga nyaris roboh, namun tak kunjung mendapat bantuan. “Dulu ada staf desa datang memotret rumah kami, katanya untuk data bantuan bedah rumah. Tapi sampai sekarang, tak ada kabar lagi. Kami hanya diberi harapan kosong,” ungkap seorang warga yang kesal, Minggu (4/8/2025).

Anak-anak Tak Bisa Baca, Tapi Dapat Ijazah

Masalah yang lebih mengkhawatirkan muncul di sektor pendidikan. Anak-anak Cikay selama ini hanya menumpang belajar di Balai Desa Sebayur, tanpa fasilitas memadai. Ironisnya, kehadiran guru sangat tidak menentu. “Kadang datang, kadang tidak. Lama-lama anak-anak jadi malas sekolah,” ucap seorang ibu rumah tangga di sana.

Akibatnya, beberapa anak bahkan berhenti sekolah. Namun yang mengejutkan, Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga melalui SDN 005 Singkep Barat menyatakan tiga anak asal Cikay lulus ujian SD tahun ajaran 2024/2025, dan telah menerima ijazah lengkap dengan nilai yang memuaskan.

Tiga anak tersebut berinisial AS, NA, dan JMR. Namun, saat diuji kemampuan dasarnya oleh awak media ini, ketiganya terbukti belum mampu membaca dengan lancar. Mereka hanya bisa mengenal huruf A sampai Z, tetapi belum mampu merangkai kata secara utuh. Orang tua mereka pun bingung. “Anak saya belum bisa membaca, kok sudah dapat ijazah?” keluh salah satu orang tua.

Minim Sarana, Tak Ada Tambatan Nelayan

Kondisi memprihatinkan juga terlihat dari aspek lain. Warga Cikay yang mayoritas nelayan, tidak memiliki tambatan perahu (pelantar) maupun bantuan sarana dan prasarana penunjang nelayan. “Kami serba terbatas. Tapi tetap bertahan karena ini tanah kami,” ujar seorang nelayan setempat.

---
Catatan Redaksi:
Liputankeprinews.com senantiasa membuka ruang hak jawab bagi pihak-pihak terkait, termasuk Kepala Desa Marok Tua, Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga, dan pihak SDN 005 Singkep Barat untuk memberikan penjelasan resmi atas persoalan yang terjadi di Cikay.

---

Reporter: Aman
Editor: Redaksi Lkn 
Email: lkeprinews@gmail.com

Posting Komentar