Pelantikan Datuk Muda Melaka: Menguatkan Warisan Budaya Bintan di Malaysia

Daftar Isi
LIPUTANKEPRINEWS.COM - Tanpa perlu melebih-lebihkan sejarah, apalagi mengubahnya, keberadaan dan kejayaan Kesultanan Melaka tidak bisa dilepaskan dari satu nama besar: Bintan. Negeri kecil yang terletak di sebuah pulau di sebelah selatan Singapura ini memiliki peran penting dalam sejarah kejayaan Melayu.  

Pulau Bintan, yang kini dihuni oleh sekitar 400.000 jiwa dan terbagi atas dua pemerintahan Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang memiliki rekam jejak historis yang panjang. Salalatus Salatin mencatatnya sebagai "Kerajaan di Atas Angin," yang dipimpin oleh seorang Ratu Agung. Dari sinilah sejarah mencatat pernikahan Wan Sri Beni, anak Ratu Bintan, dengan Sang Sapurba, leluhur Raja-Raja Melayu. Dari keturunan inilah lahir Sang Nila Utama, pendiri Singapura, yang kemudian menjadi nenek moyang Raja-Raja Malaka.  

Bintan berperan penting dalam berdirinya Singapura, bahkan hingga pembangunan istana Malaka, di mana tiang serinya harus dipikul dari kayu Bintan. Selama berabad-abad, Bentan menopang kejayaan Malaka. Para laksamana Malaka, termasuk Hang Tuah, memiliki garis keturunan yang terhubung dengan Bintan.  

Ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, Bintan kembali menunjukkan perannya sebagai tanah ibu bagi bangsa Melayu. Ia menjadi tempat berlindung bagi dinasti yang tersisa, memastikan kelangsungan kejayaan Melayu di tengah ancaman asing. Namun, seiring waktu, nama Bintan mulai terkikis dalam ingatan diaspora Melayu, terutama di Semenanjung.  

Menyadari pentingnya menjaga warisan sejarah dan budaya, Sri Paduka Tuan Tunku Muhammad Amin As-Syah Alam, keturunan Tun Telanai, pemimpin adat istiadat Diraja Bentan, mengeluarkan titah penting. Pada 15/3/2025 bertepatan 15 Ramadhan 1446H, beliau secara resmi memberikan mandat dan kuasa kepada Dato’ Sri Zulkifli Bin Haji Ibrahim untuk mewakili Sripaduka Baginda di Malaysia, khususnya di Melaka.  

Mandat ini diberikan kepada Dato’ Sri Zulkifli karena peran aktifnya dalam pengembangan kebajikan dan pelestarian budaya Bintan di Malaysia. Sebagai bagian dari amanah ini, beliau diberikan gelar "Datuk Muda Melaka", yang bermakna sebagai perwakilan resmi Sripaduka Baginda di Tanah Melaka. Selain itu, ia juga telah mendirikan organisasi Pertubuhan Kebajikan dan Kebudayaan Bentan di Melaka sebagai wadah untuk memperkuat hubungan budaya antara Bintan dan Melaka.  

Pelantikan Dato’ Sri Zulkifli dilaksanakan dengan khidmat di Ballroom Hotel Aston Tanjungpinang, bersamaan dengan perayaan hari keputeraan Sri Paduka Baginda Yang Dipertuan Bentan. Dalam acara yang penuh makna ini, Dato’ Sri Zulkifli menerima Watikah dan Pingat Pelaksana Raja,sebagai simbol amanah tertinggi dari Sripaduka Baginda.  

Selain pelantikan Datuk Muda Melaka, dalam kesempatan yang sama, Sripaduka Baginda juga menganugerahkan darjah kebesaran kepada Kolonel (Inf) Edy Agus, Staf Khusus KSAD.  

Kolonel Edy Agus memiliki garis keturunan langsung dari Laksamana Khoja Hasan, menantu Hang Tuah yang sempat menjadi laksamana Malaka. Setelah runtuhnya Malaka, keturunan Khoja Hasan turut berperan dalam membangun Sunda Kelapa, yang kemudian berkembang menjadi Jayakarta dan akhirnya dikenal sebagai Jakarta.  

Sejarah selalu menemukan caranya untuk menyatukan kembali hal-hal yang pernah terpisah. Hari ini, melalui peristiwa ini, hubungan antara Jakarta dan Melaka kembali diperkuat mengukuhkan bahwa keduanya pernah menjadi pilar kejayaan Nusantara di masa lalu.  

Penetapan Datuk Muda Melaka dan penganugerahan darjah kebesaran ini bukan sekadar seremoni, tetapi sebuah langkah strategis untuk membangkitkan kembali kesadaran akan pentingnya Bintan dalam sejarah Melayu. 

Dengan ini, diharapkan hubungan budaya dan kebajikan antara Bintan, Melaka, dan Nusantara dapat terus berkembang, membawa kejayaan baru bagi warisan Melayu di era modern.  


Redaksi
#melayu
#serumpun
#bintan
#kepri
#nasional


Posting Komentar