Diduga Tidak Sesuai Spesifikasi, Proyek Jalan Masuk TPU Karang Bahagia Disorot: Tidak Ada Uji Slump?

Table of Contents
Bekasi, Liputankeprinews.com — Proyek peningkatan jalan lingkungan menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karang Bahagia, Desa Karang Bahagia, Kecamatan Karang Bahagia, kembali menuai sorotan. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT Pilar Jagat Raya dengan nilai anggaran Rp 325.275.000 dari APBD Perubahan tersebut diduga tidak memenuhi standar teknis dan spesifikasi yang telah ditetapkan pemerintah.

Sorotan itu disampaikan LSM Prabhu Indonesia Jaya setelah melakukan pemantauan langsung di lokasi pada Rabu (26/11/2025), bersama awak media. Mereka menemukan sejumlah indikasi ketidaksesuaian yang berpotensi mempengaruhi kualitas akhir pekerjaan.

Material Beton Diduga Encer, Ada Penambahan Air Sebelum Diturunkan

Ketua DPD LSM Prabhu Indonesia Jaya, N. Rudiansah, mengungkapkan bahwa beton yang digunakan tampak terlalu encer. Bahkan, sebelum beton diturunkan dari mobil molen, terlihat adanya aktivitas penambahan air.

“Beton yang terlalu encer memang tampak mengembang saat dicor, tetapi akan cepat menyusut dan berpotensi menimbulkan keretakan di kemudian hari,” ujar Rudiansah.


Ia menduga penambahan air dilakukan untuk menyiasati volume pekerjaan, sehingga kualitas beton tidak lagi optimal seperti yang dipersyaratkan.

Wiremesh Tidak Sesuai Prosedur, Baru Diganjal Setelah Ditegur

Selain masalah campuran beton, pemasangan wiremesh juga dinilai tidak standar. Pada awalnya, wiremesh tidak diberikan ganjalan sebagaimana prosedur pengecoran. Setelah mendapat teguran dari pihak LSM, pekerja baru memberikan ganjalan menggunakan potongan batu kecil.

Namun, penempatan ganjalan tersebut pun masih dinilai tidak merata di seluruh area pengecoran.

Tidak Ada Uji Slump Test?

Rudiansah menambahkan, nilai slump yang terlalu tinggi merupakan indikasi kuat bahwa beton yang digunakan terlalu encer. Kondisi ini dapat menyebabkan air naik ke permukaan, sehingga kualitas beton menurun.

“Beton yang encer cenderung keropos dan mudah retak. Kami juga menduga bahwa beton dari kedua mobil molen tersebut tidak dilakukan uji slump test sesuai ketentuan,” tegasnya.

LSM Akan Lakukan Monitoring Hingga Proyek Selesai

Sebagai bentuk pengawasan publik, LSM Prabhu Indonesia Jaya menegaskan akan terus memantau perkembangan proyek hingga selesai.

“Kami akan lihat nanti apakah muncul keretakan atau tidak. Proyek ini akan kami kawal sampai tuntas,” tegas Rudiansah.


Proyek peningkatan jalan menuju fasilitas umum seperti TPU seharusnya mengutamakan kualitas karena akses tersebut digunakan masyarakat setiap hari. Publik berharap Dinas terkait dapat melakukan evaluasi dan memastikan kontraktor bekerja sesuai standar.

---

(SW).

Posting Komentar